>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa

papsmear

Image hosted by Photobucket.com
Ada Apa dengan Pap Smear?
Oleh: dr. Liana - Rotterdam


Di sebuah artikel ilmiah baru-baru ini, saya menemukan informasi menarik bahwa respon ibu-ibu imigran di Belanda, seperti Maroko, Turki, dan Surinam, untuk melakukan Pap smear lumayan rendah.1 Entahlah, bagaimana dengan ibu-ibu asal Indonesia. Sayang sekali saya cuma bisa baca abstraknya saja jadi detil statistiknya tidak bisa diungkap di sini. Maklumlah karena artikel penuhnya dalam bahasa Belanda.

Berhubung di satu acara silaturahmi ada beberapa ibu pernah tanya-tanya tentang Pap smear, mudah-mudahan informasi di bawah ini dapat memberikan sedikit manfaat ya.

Apa itu Pap smear?

Ini adalah sebuah tes untuk mendeteksi kanker leher rahim (kerennya disebut serviks) secara dini. Kok perlu tahu secara dini? Iya, karena kanker serviks itu sifatnya diam-diam menghanyutkan. Hampir tidak ada tanda-tanda yang bisa dirasakan di tahap awal. Gejala paling sering adalah perdarahan dari vagina, tapi ini biasanya terjadi setelah berkembang ke stadium lanjut. So, lebih baik tahu duluan kan daripada belakangan.. Soalnya dalam bentuknya yang dini, kanker serviks ini relatif mudah untuk diobati sedangkan kalau sudah lanjut jauh lebih sulit dan bisa mematikan lho.

Nama yang lucu ini diambil dari George Papanicolaou, orang Yunani yang menemukannya. Jadi salah bagi yang mengira bahwa penemunya adalah Papa T Bob. Smear sendiri artinya pulasan; karena sampel sel-sel leher rahim yang diambil akan dipulas di atas kaca preparat untuk dilihat di bawah mikroskop. Dari hasil pulasan ini bisa kelihatan apakah sel-selnya normal atau tidak. Tes ini sangat efektif untuk mendeteksi perubahan sel-sel leher rahim sebelum memasuki tahap yang lebih guaanas atau istilah kerennya prakanker yang lebih mudah diobati.

Apakah saya perlu Pap smear?

Menurut rekomendasi American College of Obstetrics and Gynecology (1995), perempuan yang sudah aktif secara seksual perlu tes Pap setahun sekali sampai usia 30 tahun. Kalau ukurannya Amerika sih dimulai sejak usia 18 tahun. Bagi kita muslimah berarti batasannya sejak menikah saja.

Di atas 30 tahun, jika didapatkan hasil negatif tiga kali berturut-turut maka tes Pap boleh dilakukan tiap 3 tahun saja dengan asumsi risiko untuk mendapatkan kanker serviks rendah. Tetapi bagi mereka yang punya risiko tinggi tetap harus periksa setiap tahun. Ini dilakukan terus hingga usia 60-an.

Siapakah yang berisiko tinggi? Alhamdulillah ya, dinul Islam menjaga kita untuk menghindari hal-hal yang membahayakan. Simak saja: aktivitas seksual yang tinggi, sering berganti pasangan seksual, turunnya kekebalan tubuh (misalnya pada penderita AIDS) serta merokok adalah faktor risiko kuat untuk terjadinya kanker serviks. Sekali lagi, kita bertambah yakin bahwa semua yang diharamkan oleh Alloh memang ada hikmahnya. Faktor lain adalah pemakaian pil KB jangka panjang (lebih dari 5 tahun), infeksi HPV (human papillomavirus), dan riwayat melahirkan banyak anak (lebih dari 7 kali).

Bagaimana tes Pap dilakukan?

Ibu akan diminta berbaring di meja pemeriksaan dan meletakkan kaki di atas penyangga seperti umumnya posisi untuk pemeriksaan alat reproduksi bagian dalam. Sebuah spekulum (alat untuk membuka dinding saluran vagina untuk melihat bagian dalam panggul) dimasukkan melalui vagina dan dibuka perlahan-lahan.

Sampel sel-sel dari saluran dalam dan dinding luar leher rahim diambil dengan hati-hati dengan cara mengusapkan dinding dinding serviks dengan spatula kayu atau plastik (spatula Ayre), juga dengan sikat kecil yang dimasukkan melalui saluran vagina.

Lalu sampel sel dipulaskan di atas kaca preparat, disemprot dengan zat fiksatif, atau dimasukkan ke dalam botol yang mengandung preservatif kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.

Bagaimana persiapan sebelum tes Pap?

Petugas kesehatan akan menanyakan apakah sebelumnya ibu pernah mendapatkan hasil abnormal, atau sedang dalam keadaan hamil, atau sedang menkonsumsi obat tertentu atau pil KB. Ibu diminta untuk tidak memakai tampon, tidak mencuci bagian dalam vagina dengan cairan pembersih vagina (douching), tidak melakukan hubungan seksual, dan tidak mandi berendam 24 jam sebelum tes.

Hindari menjadwalkan tes Pap saat menstruasi karena darah dan sel-sel dari lapisan dinding rahim (endometrium) dapat mengganggu akurasi pembacaan hasil Pap smear. Kosongkan kandung kemih alias pipis dulu tepat sebelum dilakukan tes.

Bagaimana rasanya?

Terus terang saya sendiri belum pernah merasakan bagaimana rasanya menjalani tes Pap meskipun sudah beberapa kali melihat dan melakukan sendiri prosedurnya. Maklum kalau di Indonesia, tes Pap ini bukan skrining rutin seperti di Belanda. Jadi harus dengan inisiatif dan pembiayaan sendiri.

Menurut teori sih dikatakan akan terasa sedikit ketidaknyamanan dan sensasi seperti ditekan. Sedikit perdarahan bisa terjadi setelah dilakukan tes. Jadi kalau muncul sedikit flek setelah tes Pap, tidak perlu terlalu khawatir. Berdasarkan pengalaman saat melakukan tes Pap sih sang ibu terlihat santai-santai saja, meski kelihatan lumayan tegang. Tidak pernah ada yang mengaduh kesakitan begitu..

Terus hasilnya gimana?

Dikatakan normal jika hasil tes Pap adalah negatif, artinya tidak ada sel-sel abnormal yang didapatkan.

Untuk hasil yang abnormal biasanya dilaporkan dalam tiga kategori: jinak (non-kanker), prakanker (terdapat sedikit perubahan sel-sel abnormal), dan ganas (sugestif ke arah kanker). Dua kategori terakhir umumnya akan ditindaklanjuti dengan tes Pap ulang (konfirmasi) dan pemeriksaan lain jika diperlukan. Jika sebelumnya tidak pernah mendapatkan hasil abnormal dan hasil tes Pap saat ini menunjukkan abnormalitas yang ringan, tes Pap akan diulangi dalam 6 bulan ke depan.

Jika hasil tes mengarah ke abnormalitas yang cukup berat atau dulunya pernah mendapat hasil Pap abnormal, mungkin dibutuhkan kolposkopi (meneropong leher rahim dengan lebih seksama) dengan atau tanpa biopsi. Setiap hasil yang abnormal harus didiskusikan dengan dokter untuk menentukan langkah selanjutnya.

Apakah ada risiko?

Tidak ada risiko atau efek samping yang dapat terjadi akibat dilakukannya tes Pap ini. Jadi, tes ini bisa dibilang aman deh!


1 de Nooijer DP, de Waart FG, van Leeuwen AW, Spijker WW. Participation in the Dutch national screening programme for uterine cervic cancer higher after invitation by a general practitioner, especially in groups with a traditional low level of attendance. Ned Tijdschr Geneeskd. 2005 Oct 15;149(42):2339-43.

Sumber utama: WebMD dan ADAM Health Encyclopedia



SalaMAA @ 6:25 AM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


smoothie

cerpenremaja

novel1

istri7

sulit

salamaa18

TD3

istri6

tehenni

laahaula


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA