Menjaga Iman dan Takwa Oleh: Ustd. Agus Purwanto - Breda
Al Quran surat Al Ahzab: 70-73 :
Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung. Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya(berat), lalu dipikulah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat zalim dan bodoh. Sehingga Allah akan mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan, dan Allah akan menerima taubat orang-orang beriman laki-laki dan perempuan. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Ayat tersebut diatas merupkan panggilan bagi orang-orang beriman, Allah mengajak orang-orang yang beriman untuk bertakwa. Takwa dapat menyelamatkan kita dan memasukan kita ke surga. Tidak ada perbedaan diantara sesama muslim kecuali takwanya, bahkan ketika seorang sahabat memberi gelar yang buruk kepada bilal bin rabah (dengan memanggil panggilan orang hitam) Rasulullah langsung menegurnya.
Sebagaimana ayat diatas, ketakwaan itu menuntut kita untuk berkata jujur (baik). Kejujuran itu sendiri merupakan cermin diri kita, jika kita ingin orang lain jujur kepada kita maka kita juga harus jujur pada diri kita lebih dulu. Disebutkan bahwa di hari kiamat nanti ada 7 golongan orang yang akan diberi naungan oleh Allah. Diantaranya adalah Pemimpin yang adil/bijaksana. Pemimpin yang adil ini tidak hanya diartikan sebagai orang yang memiliki kekuasaan dan pengikut, akan tetapi diri kita sendiri pun merupakan pemimpin. Pemimpin bagi diri sendiri dan bagi keluarga.
Untuk itu, kita perlu bertanya pada diri sendiri apakah kita telah jujur pada diri sendiri karena sosok kita akan menjadi contoh bagi keluarga kita. Misalnya seorang anak akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya, jika kita ingin agar anak kita melakukan sholat maka kita lah yang pertama harus sholat.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah mengajak anak-anak untuk beriman kepada Allah SWT dengan 3 cara :
1. Mencintai Rasul Kita harus berupaya bagaimana mendekatkan/menjadikan Rasul sebagai idola anak kita. Karena Rasul adalah uswatun hasanah dan sejarahnya akan selalu dikenang oleh umatnya.
2. Mencintai ahlul bait (kerabat dan sahabat) Rasul Kita juga harus mengenalkan kerabat dan sahabat rasul kepada anak kita. Dengan menceritakan sejarah mereka mis. sebagai cerita sebelum tidur.
3. Mencintai Al Quran Sebelum menyuruh anak untuk mencintai Al Quran maka orang tua harus lebih dulu mengenal dan mencintai Quran. Sebelum mengenal lingkungannya lebih jauh, anak harus dikenalkan dan memahami Al quran terlebih dulu, supaya anak memiliki fondasi yang kuat. Karena pada dasarnya setiap anak lahir dalam keadaan fitrah, orang tua dan lingkungannya lah yang menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi.
Untuk itu, kita sebagai orang tua memiliki kewajiban untuk menyampaikan hidayah Allah yaitu Islam. akrena sebagai ayat diatas anak merupakan amanah yang berat, yang bahkan langit, bumi dan gunung pun menolak amanah itu karena takut tidak dapat melaksakanan/mengembannya.
Wallahualam bishowab.
catt: dirangkum dari ceramah ustd. Agus Purwanto di acara Temu Darat Salamaa 2, Groningen 6 Agustus 2005
ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010
