>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa

anak2

Gamang Membesarkan Anak di Negeri Orang?
Diskusi Moederdag Salamaa

Image hosted by Photobucket.com


"Anak saya, tidak tahu kemana" seorang Opa berusia sekitar 90an tahun duduk lemas di anak tangga portiek-woning kami. Ya, dia kebandilan (istilah orang Jawa) terkunci di luar, setelah beberapa hari sebelumnya si Opa pingsan terkena serangan jantung dan dibawa ke ziekenhuis. Tidak ada yang menolong karena dia hidup seorang diri, untung ada kalung alarm yang menghubungkannya ke thuiszorg. Dan kunci rumahnya entah kemana. Rasa iba mendorong kami untuk menolongnya. "Kalian harus hati-hati sama dia" Oma tetangga sebelah rumah saya memperingatkan, "dia itu sudah pikun, nanti kalian di buat repot sama dia". Hhhmmmmm....


Cuplikan kejadian diatas mungkin merupakan potret kehidupan yang biasa di Belanda. Orang-orang tua tinggal sendiri di rumahnya atau di rumah jompo, sesekali saat libur anak dan cucu datang menjenguk. Puluhan tahun sebelumnya mereka tinggal bersama anak-anak yang masih kecil. Saat anak-anak beranjak remaja, mereka lebih memilih tinggal terpisah dari orang tua. Demikian siklus hidup itu berputar terus. Miris membayangkan kondisi itu akan terjadi pada diri kita. Apalagi kondisi ini cenderung menguat karena pemerintah ikut melembagakannya dengan memberikan berbagai pelayanan dan fasilitas, seperti rumah jompo, thuiszorg,tujangan hari tua dll.

Milis Salamaa baru-baru ini membahas masalah kegamangan membesarkan anak di negeri orang. Para pendiskusi, alhamdulillah sangat representatif, ada ibu-ibu muda yang baru beberapa tahun menetap dan langsung kapok, memilih membesarkan putra-putrinya di tanah air saja. Ada yang optimis bisa mengkondisikan anak-anaknya untuk tetap beradab ketimuran meski lingkungan tidak kondusif, dan tentu ada juga contoh ibu yang telah sukses mengantar anak-anaknya melewati masa usia sulit ABG dengan menerapkan beberapa kiatnya. Berikut komentar-komentar para ibu tersebut, semoga kita dapat memetik manfaat dari pengalaman mereka.


Elly Bakker - Ibu dua orang anak tinggal di Den Haag
Bicara tentang orang tua yang ada di panti jompo, itu bukan hukum karma atau salah sendiri kenapa kamu usir anak sewaktu masih muda !!! memang hidup itu unik yaaa? coba kita lihat di kita usia berapa anak-anak minta keluar ? rata-rata setelah lulus SMA, bahkan ada sebagian saat SMA mereka sudah minta kost (mondok), usia berapakah kira-kira ? apakah mereka sudah kita kategorikan usia dewasa atau setengah dewasa ? dan bagaimana masyarakat mempengaruhi ? pada dasarnya itu tidak berbeda.

Di Belanda, kalau kita mengambil contoh keluarga yang normal dalam artian bukan keluarga yang bermasalah ( dan di Indonesiapun ada istilah demikian, hanya mereka tertutup dengan hal-hal yang menutupi seperti tidak minum alkohol di muka umum dll ) rata-rata anak keluar dari keluarga itu usia lulus SMA sekitar 18-19 tahun dan tergantung dari kelompok nilai prestasi. kalau dia masuk ( ini sudah di saring saat masih di SMP) ke-group VWO dia punya kesempatan banyak ke universitas dan kalau mereka masuk Havo/Mavo mereka ke akademi dan bisa berlanjut ke univ, kalau VMBO mereka masuk ke kejuruan, biasanya mereka bekerja di projek-projek lapangan.Permasalahannya adalah haruskah mereka keluar rumah atau diam di rumah ? Bayangkan, untuk menguji dan belajar hidup rata-rata anak belanda tidak mau bergantung, dalam keadaan miskinpun mereka berani hidup. Bagaimana dengan anak kita ? terus , cara hidup mereka sebenarnya tida 100% mandiri, masih ke ortu setiap pekan untuk nyuci baju, dan berlindung kalau ada masalah yang dihadapi, hanya saja kos-kosan disini dan di Indo itu sangat berbeda. contoh kalau di kita kos-kosan itu ada induk semangnya dan peraturannya juga tatatertib menerima tamu, disini sebaliknya jadi anak itu benar-benar belajar mandiri dan menyeleksi sendiri ,gampangnya begitulah mereka belajar demokrasi. sementara di kita anak belajar demokrasi terpimpin , kalau jadi orangpun orang terpimpin.

Dari cara didik, hidup, bermasyarkat yang demikian mereka bisa memilah mana golongan saya ? kalau mereka memilih golongan islam insyaallah dia akan benar-benar islam dan belajar dan sebaliknya ( kalau mereka tidak memilih islam).
Kami ( saya dan suami saya ) punya princip mengenalkan anak kami tentang semua lingkungannya, jadi anak kami tidak menjadi asing dan berakhir dengan diskusi . sehingga kami harap anak bisa memilah dan mengerti, untuk ibu-ibu yang akan tinggal disini jangan kecil hati Allah maha tahu tentang isi hati kalain.berniatlah dari sekarang dan berdo'a itu yang terbaik karena pendidikan memerlukan proses !!!

Hidup di rumah jompo/bejaarden itu adalah yang diingini juga oleh ortu mereka ingin hidup tenang dan tidak menggangu anak dan menantu. Saya juga merasa punya kebebasan untuk bisa membentuk keluarga saya tanpa bayang-bayang kebesaran ortu.


Agnes - Ibu dua orang anak tinggal di Groningen
Saya nggak akan menetap disini, meskipun sebenarnya ada kesempatan jika sumai mau melanjutkan kerja disini. Tapi itulah yang saya khawatirkan, pendidikan moral anak2nya itu lho, termasuk rasa hormatnya sama ortu itu. Mungkin bisa aja ya dibentengi jauh2 hari di rumah dgn ajaran Islam yg betul2 diupayakan. Tp saya nggak
yakin sama diri saya sendiri bisa apa enggak. Bagaimanapun lingkungan juga berperan besar dalam tumbuh kembang mereka. Dari sekarang pun saya udah niat nggak mau membiarkan mereka sekolah SMA atau S1 di luar negeri. Kalo S2 sih boleh, tp masa2 transisi itu, ngeri deh kayaknya. Apalagi kemarin pas jalan2 ke keukeunhof, liat ada mahasiswa Indo S1 peluk-pelukan sama cowo di depan mataku dan mata orang-orang lain, pake jilbab pula dan lama pula. Wuadoh serem banget nggak seeh...:-) Tambah
nggak niat aja deh pokoknya nyekolahin anak ABG di LN.

Blum lg inget cerita guru bhs Inggris saya dulu wkt di Indo, bule
Canada. Dia heran n takjub bgt krn murid2nya di Indo masih menghargai
virginitas sampe nikah. Kalo di Canada dia bilang, umur 17 tuh mereka
udah party, pesen limousin segala buat ke hotel, untuk 'berhubungan'
pertama kali sama pacarnya. Dan yang nggak melakukan itu aneh bin
ganjil buanget katanya, diketawain lah. Hii serem deh pokoknya.

Kalo anak2 masih kecil sih masih bisa kali ya. Tapi kalo udah ABG, hmm
ini nih yg mengkhawatirkan. Soalnya kata buku-buku dan kata ortu yg anaknya
udah pada ABG, masa ABG ini masa yang paling sulit dari kehidupan
seorang manusia. Masanya dia semau gw, dan lebih denger apa kata
temen2nya. Nah kalo lingkungann temen2nya kayak disini yg bebas ini
itu begini, wah mendingan di Indo deh rasanya. Walaupun di Indo jg
sekarang lg carut marut, tapi at least, masih ada lah lingkungan dan
sekolah2 bagus.


Yulia - Ibu dua orang anak tinggal di Groningen
Kalau saya pribadi juga tidak ingin anak- anak saya besar dan bersekolah disini saat mereka ABG. Memang tugas seorang ibu tidaklah ringan dan benar-benar harus extra control walaupun umur anak masih kecil belum sampai ABG karena pembentengan terhadap nilai-nilai moral yang dianut barat/belanda memang sangat berbeda dengan syariat islam dan ketimuran kita dan tampaknya yang tinggal di Indo juga harus extra hati-hati juga.

Kenapa saya tidak ingin anak2x besar disini karena kadang saya juga nggak PD apakah saya dapat mengantarkan anak-anak saya menjadi anak-anak yang shaleh/ah karena memang nilai-nilai yang tidak islami itu sangat dekat bahkan bisa dikatakan menjadi penglihatan sehari-sehari, terutama di TV meskipun itu hanya film-film cartoon. Lalu apakah anak harus dikurung terus dan TV disimpan/ditiadakan tentu tidak mereka perlu sosialisasi dengan lingkungannya dan memang untuk memperkenalkan yang haq itu perlu dikenalkan yang bathil sehingga tahu yang benar dan yang salah sehingga ada pembeda/furqon.

Mengenai adegan ciuman yang bertebaran dimana-mana, terus terang pemandangan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi anak2x, entah apa yang dipikirkan mereka ...yang pasti mereka selalu mengatakan ciuman itu tanda sayang, seperti yang dikatakan Fathiya waktu pulang dari pameran buku di Mastrich, umi tadi aku lihat mesye dan jongen ciuman, mereka verliefde ya mi? Saat itu saya menjawab kalau mereka sudah seperti umi dan abi nggak apa tapi kemudian dia bilang kalau aku dikusye sama kenrik di sekolah. Betapa kagetnya saya, tapi langsung dia bilang grappig.

Sedikit membahas tentang sekolah islam, saya rasa kalau memang ada sekolah islam di Belanda memang sangat dianjurkan/harus anak islam masuk kesekolah islam bahkan kalau kita berkesempatan untuk membuat sekolah islam sangat perlu diusahakan menurut saya. Sekolah islam merupakan salah satu usaha untuk membentengi anak-anak terutama untuk masalah akhlak islami tentu diajarkan dan diperhatikan.

Intinya menurut saya memang menjadi ibu yang ingin anak-anaknya berakhlak islam tidaklah gampang dan saya harap itu menjadi tantangan positif bagi setiap ibu sehingga selalu berupaya bagaimanapun susahnya dengan tidak lupa berdoa tentunya.Wallahuálam.

Bu Siti - Ibu dua orang anak tinggal di Amsterdam
InSya Allah untuk saya sudah tidak berandai-andai lagi seperti ibu-ibu, Alhamdulillah sudah mengalami dan melewati. Perasaan saya sama saja seperti yang ibu-ibu khawatirkan, namun kita khan tidak boleh hanya sebatas khawatir, kita wajib ikhtiar dan Tawaqal kepadaNya.

Kami diamanahi anak perempuan dan laki-laki, sejak awal kamipun sudah merasa khawatir membesarkan anak disini. Maka usaha pertama kami adalah menitipkan anak-anak ke neneknya di Ina karena rencananya kami akan menyusul pulang. Berdasarkan pengalaman, kalau sudah besar anak-anak lebih susah beradaptasi di Ina daripada yang dibawa ke sini.

Takdir Allah, malah anak-anak yang kembali kesini... dari situ bismilah minta izinNya, mohon pertolongan dan bantuanNya. Sejak anak-anak kecil, terutama anak perempuan, kami khawatir suatu saat dia bilang: " Mama saya nggak pulang ke rumah tapi mau sama si X (pacarnya)." Alhamdulillah hal itu tidak terjadi.... Mendidik dan mengarahkan anak perempuan dan laki-laki tentu tidak sama, tapi berpedoman pada tujuan yang sama yaitu agar mereka menjadi anak sholehah dan sholeh.

Beberapa tips dalam mendidik anak perempuan:
Alhamdulillah anak saya mempunyai suara merdu, sebelum baligh sering mengikuti lomba tilawah Qur'an dan membawakan lagu-lagu Islami pada kesempatan acara. Sejak itu kami beri pengertian dalam setiap kesempatan, siapa kita ..., kita lain dengan lingkungan
sekeliling. Hal ini disampaikan dengan terbuka dan jelas, "Mama nggak rela kalau Teteh (panggilan yng peremp) berbuat seperti anak-anak lain, nongkrong di halte bus atau di jalanan.

Alhamdulillah selama di SD dan sekolah lanjutan, dia faham dan mengerti, tidak pernah datang
pada acara kerst diner, ataupun pergi selama 1 pekan setiap tahun ke luar kota dg sekolahnya.
Karena itu bukan mata pelajaran wajib. Dengan diberi pengertian, jika ikut acara-acara itu pasti akan meninggalkan sholat dan khawatir dengan makanan yang tidak halal. Solusinya rekreasinya setelah dewasa kami bawa pada setiap pengajian atau ke mesjid, sebulan sekali
ada kegiatan jum'atan di Amsterdam kami selalu menyempatkan waktu jum'atan ke Den Haag (al hikmah).

Masalah TV, kita juga beri pengertian buat apa lama-lama nonton lebih baik dipakai yang bermanfa'at, kiatnya: TV. tidak kami simpan di ruang tamu (didepan sofa yg empuk), tapi di ruang yg dingin kalau winter dengan duduk dikursi makan, tentu ini tidak nyaman dan anak tidak betah berlama-lama. Disini kita juga harus kuat-kuatan, memang dalam bathin kasihan juga....tapi kan demi kebaikan mereka...,mereka pun bukan tidak pernah bergumam kalau teman-temannya punya TV & komputer dikamarnya masing-masing. Memang saat menginjak ABG, ya benar-benar kasihan. Kalau yang namanya malam libur hanya tiduran saja dikamarnya. Sebagai seorg Ibu... betapa beratnya ikut merasakan perasaannya.

Kepada Allah Ta'ala kami mengadu dan memohon pertolongan, agar anak perempuan kami dapat diantarkan kepelaminan secara syar'i. Alhamdulillah datang beberapa pemuda...subhanallah pada sholeh, hanya kami berpikir kasihan masih sangat muda sekali.
Pendek cerita Allah mempertemukan jodohnya, Alhamdulillah atas izinNya berjalan baik
dari mulai melihat (sunnah Rasul),khitbah,Ijab Qobul dan walimah dilakukan secara syar'i.

Demikian apa yang pernah saya alami tentu dengan segala upaya dan pengorbanan, yang utama adalah atas IzinNya.

Beberapa tips mendidik anak laki-laki;
Yang utama diberi pengertian dengan beban bahwa harus tanggung jawab dan mampu mandiri.
Tanamkan bahwa do'a ortu sampai kapanpun akan diperlukan, mengingat disini kalau sudah umur 18 tahun dapat melakukan apapun sendiri (tanpa izin ortu). Tanamkan kita sebagai muslim sampai sudah menjadi ortu pun masih butuh do'a ortu.

Biasanya anak laki-laki tinggi egonya, suatu hari dia terlihat murung ...kami tanya ada
masalah dengan orng lain. Dari sini kita sebagai orang tua bisa memberi masukan bahwa bagaimanapun kekarnya otot kamu, hati masih tetap butuh do'a ortu.Dan biasanya lebih banyak menjawab kalau diberi tahu...bukan dia tidak pernah bilang, "Mama segala sesuatu tuh kenapa Adi harus sebaik yg Mama lakukan?" Saya bilang " Memang wajib lebih baik, lebih pinter dan lebih segalanya. "Mama idenya zo raar, TV tidak di ruang duduk...khan untuk hiburan..." Saya jelaskan "TV bukan hiburan untuk kita...banyak yang lebih bermanfa'at yang belum Adi lakukan".

Saat kami pergi ke Ina bertiga selama 2 bulan, memang sengaja dia ditinggal sendiri, kami ingin tahu tanggung jawab dan kemandiriannya. Kami bilang: Adi.., Mama mesti ninggalin uang berapa bekal 2 bulan (makanan sudah penuh di diepvries). "Nggak usah Mama, khan Adi ada dari kerja (stage), ini titip aja buat qurban". Selama ditinggal tidak mengeluh, dan dia ternyata begitu kangen sama Mamanya. Suatu saat saya tanya, "Adi mau ditinggal lagi?"
"Nggak" katanya.

Kalau yg laki-laki memang agak susah, perlu waktu agak lama untuk dpat sebaik yang perempuan. Kita harus konsekwen dengan sanksi, misal pulang larut malam,
kami kunci dari dalam ...ya tidur di gudang...Yang utama kita memohon yg terbaik kepadaNya dan Dia Maha Tahu yg terbaik buat kita.Allahu 'Alam


Nina, ibu satu anak tinggal di Delft
Pada dasarnya dinegara manapun didunia ini selalu ada nilai positif dan
negatifnya, tidak terlepas Indonesia sebagai negara yang kita cintai. Tapi bagaimanakah Indonesia dewasa ini? Kalau kita rajin membaca
berita-berita Indonesia tidak kita pungkiri bahwa di Indonesia juga sedang terjadi
kemerosotan/ kebobrokan moral baik dari tingkat elit politik sampai rakyat
jelatah. Jadi yang mana bisa ditiru oleh remaja kita disana justru remaja
kita mejadi generasi yang bingung, para pemimpin memberikan contoh moral yang
jelek sementara pengaruh arus budaya Barat dengan derasnya masuk ke rumah-rumah
kita melalui media televisi sampai ke dusun-dusun terpencil.

Akibat salah urus akhirnya rakyat Indonesia seperti berjalan limbung
terseok2. Coba lihat tingkat kriminalitas seksual dan pembunuhan di
Indonesia, orang membunuh orang seperti membunuh lalat saja. Pembunuhan gampang saja terjadi hanya masalah yang sepele.Demikian juga dengan kasus-kasus perkosaan.

Kejadian2 yang diatas dengan bebasnya ditayang dan diberitakan di TV2
indonesia dengan melakukan rekonstruksi2 tanpa melihat waktu yang pantas
untuk menayangkannya. Hal2 yang seperti itu menjadi makanan sehari anak-anak
Indonesia, bayangkan apa akibat psikologisnya bagi perkembangan generasi
muda bangsa?.

Belum lagi tayangan-tayangan syirik yang menjadi tayangan favorit mereka. Tayangan hiburan yang diadopsi dari Barat dengan tanpa diseleksi lebih dahulu, seperti Idols dan sejenisnya.

Banyak anak2 remaja menjual diri di mall2 di kota2 besar, menurut penelitian
mall2 sekarang ini juga berfungsi sebagai transsaksi seks terselubung.
Adapun alasan mereka menjual diri adalah untuk mendapatkan uang dengan
gampang buat hura2, beli baju, dan asesori2 mahal.
Berapa banyak remaja2 yang terlibat narkotik, berapa banyak anak2 remaja yg
hamil sebelum nikah dan berapa banyak diantara mereka yang menggugurkan
kandungannya? Berapa banyak mahasiswa2 yg kumpul kebo?

Pada dasarnya memang gampang2 susah mendidik anak. Memang saya punya anak
cuma satu dan itupun masih usia menjelang remaja. Jadi saya belum
berpengalaman banyak dan belum mengalami kesukaran, tapi walahu alam
nantinya...

Pengalaman saya yg menarik adalah kalo disini kita masih bisa dan mudah
dari rumah sering2 memberikan imun moral dan akhlaq islami dengan anak kita
dengan mengatakan kita berbeda dengan mereka dari agama. Jadi kalo mereka
melakukan hal2 yg amoral kita bisa bilang itulah contoh2 orang yg non muslim
atau yg tidak beragama mereka bisa melakukan sesukanya , tidak seperti kita
orang Islam...!

Nah, kalo di Indonesia orang Islam sendiri yg melakukan2 hal2 seperti
diatas, anak saya pernah bertanya mama mereka Islam, mengapa mereka
melakukan ini dan itu yang tdk sesuai dengan Islam?

Jadi baik disini maupun di Indonesia tetap dalam mendidik anak itu merupakan
suatu tantangan berat bagi kita sebagai orangtua, yang jelas dalam
menjalankannya tidak lupa dengan usaha dan do'a semoga anak2 kita bisa kita
tuntun dan bimbing menjadi manusia yang berakhlak mulia dan
bertanggungjawab dalam menjalankan hidupnya kelak ... Amien ya Rabbal alamien.

(dessy/05)







SalaMAA @ 4:01 AM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


salamaaV

JJSRdam

Koning

salamaa edisi V

buku2

knitting2

knitting1

cola

makreel

buku1


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA